Peneliti Rensselaer Polytechnic Institute di New York melakukan penelitian terhadap 18 remaja yang hanya tidur 4,5 jam saja selama 3 malam berturut-turut. Peserta dibagi menjadi dua kelompok yang akan diberikan dua perlakuan, kelompok pertama diminta melihat cahaya biru dan kelompok lainnya diminta melihat cahaya alami yang redup.
Hasilnya, remaja yang terbangun dengan cahaya biru memiliki kadar hormon stres (kortisol) yang hampir dua kali lebih tinggi dibanding remaja yang terbangun dengan cahaya alami yang redup.
Hormon kortisol mungkin dikenal sebagai hormon yang buruk, seperti menyebabkan stres, meningkatkan berat badan, dan bahkan meningkatkan risiko penyakit jantung. Tetapi meningkatnya hormon kortisol sampai ke puncak di pagi hari dapat menyetel ulang irama sirkadian tubuh.
"Hal ini jugalah yang menjadi alasan mengapa seseorang harus menghindari cahaya biru di malam hari, karena produksi hormon melatonin yang mengatur tidur dapat terganggu oleh hormon kortisol dan menyebabkan seseorang tetap terjaga," kata Mariana Figueiro, PhD, pemimpin penelitian, seperti dilansir prevention, Jumat (9/11/2012).
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa orang dengan tingkat kortisol tinggi pada pagi hari, merasa lebih bersemangat menjalani hari. Lonjakan kortisol di pagi hari sepertinya merupakan pemanasan bagi tubuh agar siap menghadapi ketegangan-ketegangan yang akan terjadi sepanjang hari.
Tubuh membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk memompa kortisol agar Anda dapat merasakan efeknya. Begitu bangun tidur, bacalah koran digital pada laptop, tablet komputer, atau ponsel pintar Anda di dekat jendela sebelum berolahraga. Sinar biru dari peralatan elektronik tersebut dapat membuat Anda lebih siap menjalani hari dan terhindar dari stres.
sumber: http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=36550
Tidak ada komentar:
Posting Komentar